Tuesday 22 April 2014

Bahagia

2 minggu lebih, saya mondar mandir di kedua posko ini.

Rawat jalan dan rawat inap RS PKU Muhammadiyah yang letaknya di daerah kauman. Lelah, letih, penuh peluh. Mengapa banyak sekali orang sakit disini. Dalam 1 lembar resep bisa berisi 6-12 macam obat. Bagaimana caranya pasien ini menghabiskan obatnya?

Itu yang saya pikirkan. Sulitnya saja. Namun, beberapa hari belakangan saya melewati salah satu ruangan, yang letaknya berhadapan dengan pos apotek rawat inap. Setiap siang jika saya akan mengambil obat di rawat inap, ruangan tersebut selalu tertutup. 

Suatu ketika, hitungannya saya masuk lembur karena akan mengambil data yang masih kurang. Ruangan tersebut terbuka gordennya, ketika jalan saya merengut terus karena kelelahan. Saya masuk dari jam 7-17:30 dan belum pulang. Kenapa gordennya dibuka? Saya berhenti, kemudian menoleh. 

Bayi kecil, warna tubuhnya kemerahan. Mulutnya tersambung dengan alat bantu minum (selang bening) berisi air. Ia bergerak. Matanya terbuka sedikit demi sedikit. Saya yang tadinya merengut kelelahan, terhenti dan entah apa namanya. Degup jantung kian cepat. 
Ya, nurani berbicara...
Kecil sekali, bentuknya. Helaian rambutnya masih terlihat jarang, lipatan antara dagu dan pipinya begitu terlihat. Subhanallah, ciptaan Tuhan. 

Ia menggeliat, dari dalam selimutnya. Matanya hitam bening berair. 
Bagaimana bisa, jiwa yang hidup lama di dalam kandungan, sebegini indahnya, akan disia-siakan? Wajah saya pun berubah. Ada senyum. Inikah bukti bahwa Tuhan adil? Tidak selamanya lelah yang dirasa. Tapi ada hikmah dari semuanya. Berjalanlah pelan, lihatlah proses yang terjadi di kanan dan kirimu. Lelah, tidak selelah itu. 

Akan lebih lelah, mengeluarkan tubuh mungil dari dalam rahimmu. Bagaimana memperjuangkannya dan membesarkannya kelak.

Stase selanjutnya, seminggu ini saya di pos apotek rawat inap. Saya baru membaca tulisan di ruangan sebelah. "R. Prematur". Ternyata, ruangan tersebut adalah ruang dimana bayi yang lahirnya prematur akan di kondisikan di dalam ruangan tersebut. Saat pagi, gordennya dibuka, menjelang siang akan ditutup, dan akan dibuka lagi menjelang sore. 

Di tengah kesibukan, saya melihat sepasang pria-wanita, melihat bayi dari luar ruangan tersebut. mereka tersenyum. Apakah itu orang tuanya? atau hanya sekedar pengunjung yang lewat? Cinta yang menggebu-gebu, akan manis jika kau menikmati setiap detiknya dengan bersyukur. Meskipun prematur, pasti kedua orang tuanya berharap bayinya akan tumbuh sehat. Ya, hiburan saya adalah bayi-bayi mungil itu selama di rumah sakit. 

Warna kulitnya kemerahan. Dengan mata yang murni tanpa dosa melihat sesuatu. Hatinya? Jangan diragukan ketulusannya. 

Tidak semua lelah adalah lelah. Tidak semua sakit adalah sakit. Karena ada satu yang pasti ingin dilihat. kebahagiaan.

1 comment: