Thursday 28 March 2013

Padang Dandelion

Ada beberapa hal yang harus dijalani tanpa harus terus berpikir apakah itu salah atau benar. Ya, 2014, tidak ada yang mengetahui bagaimana rasanya. Mendengar kabar bahwa bunda akan segera pensiun. Setelah ditinggalkan bapak untuk berlayar jauh ke sana, kehidupan kami sedikit timpang. Dari segala sisi. Dan yang paling dirasakan adalah ekonomi. Beberapa hari belakangan saya mencoba meninggalkan dunia. Hari-harinya dipenuhi dengan bekerja paruh waktu dan mengerjakan tugas akhir serta berbicara denganNya. Pagi bertemu malam, kost-an bertemu laboraturium. Lelah, tapi mengingat perjuangan yang dilakukan belum seberapa dengan bunda ku yang jauh disana bekerja hingga larut malam. Saya mengeluh capek, tapi ada yang lebih capek mencari selembar rejeki diluar sana. Akhirnya menyadari, bahwa mencari uang lebih sulit dibandingkan menggunakannya.

21 tahun. Jumlah umur yang saya habiskan hingga saat ini. Entah masih berapa tahun lagi, tapi dengan begitu, saya berterima kasih dan bersyukur sudah dititipkan Tuhan pada kedua orang tua saya yang hebat. Terima kasih bapak, bunda...

Thursday 14 March 2013

Terjebak Nostalgia

Sore itu. Burung gereja kembali pulang di pelataran garasi rumah. 
Ia, pulang bersama sekantong plastik berisi dokumen kuliahnya. 
Angin sepoi yang berhembus namun tak berasa menusuk tulang. 

Rutinitas seperti biasanya, ia masuk kedalam ruangan berukuran 4x4, menaruh tas dan dokumennya di pojok lemari kamar. 
Bersiap duduk di atas bantalan kursi, menyalakan laptop dan kipas angin yang berada disampingnya. 
Penat terasa mengisi layar windows yang baru terproses. Ponselnya berbunyi, ia berbalik agak merangkak di atas kasur tidurnya dan segera melihat isi ponselnya. 
Senyumnya terlihat, penat pun terasa hilang, isi ponsel tersebut berupa pesan singkat dari dia. 

"Hello... :3" 
Singkat namun bermakna, ia membenarkan kacamatanya, mengatur posisi tubuhnya yang berada diatas kasur. Sebegitu senangnya melihat pesan tersebut, ia pun bingung apa yang harus dilakukan dengan ponselnya. 

...berpikir lama... 
"hai... ^^" ...
*hapus kembali pesan tersebut*.

"^^... sedang apa?"... 
*menu "send" pun tak dipencetnya. 
"save to draft pada akhirnya."*

Apakah menyatakan perasaan yang sesungguhnya sesulit itu?